English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Senin, 26 September 2011

JALUR PENDAKIAN GUNUNG ARGOPURO

Gunung Argopuro terkenal dengan kesan misterinya. Tidak seperti gunung lainnya, sewaktu mendaki gunung ini kita akan dihadapkan dengan jalan setapak yang membentang dari pinggang pegunungan yang satu kepegunungan yang lain, pendaki tidak akan segera melihat puncak Gunung Argopuro (pucak utama) dan Puncak Rengganis (puncak yang palin gpopular didatangi para pendaki). Gunung Argopuro dikelilingi oleh pegunungan dataran tinggi. Mendaki gunung ini perlu kekuatan fisik serta mental yang baik, karena kondisi medan yang berupa savana yang terbentang menguji kesabaran serta fisik setiap pendaki.Akan tetapi jika anda beruntung, anda bisa betemu dengan burung merak yang lumayan banyak populasinya di gunung ini. dan mengenai persediaan air, tidak perlu takut karena banyak terdapat sumber air.

 

Akses Transportasi

Gunung yang terletak di Jawa Timur ini tidaklah terlalu sukar untuk akses transportasinya. Kota yang terdekat dengan gunung ini adalah Probolinggo dan untuk mencapai kota tersebut dari kota Surabaya bisa pakai bus ataupun kereta api Mutiara Timur yang ke Banyuwangi dan kemudian turun di Probolinggo. Berikut adalah rincian transportasi ke dan dari gunung tersebut. Transportasi menuju bermi bisa dengan menggunakan bus yang biasanya mangkal di samping Hotel “BROMO” Probolinggo. Jadwal keberangkatannya hanya dua kali dalam sehari. Bisa juga naik bus jurusan Situbondo atau Besuki dari termina bus Probolinggo dan turun ditengah perjalanan, tepatnya dipertigaan atau mesjid Pajarakan. Kemudian berganti kendaraan angkutan desa yang mangkal dipertigaan, dengan rute Pajarakan - Bremi. Bila ingin menginap dulu di Bremi sebelum mendaki bisa menggunakan villa (penginapan Rengganis) berbentuk bangunan Belanda (bangunan lamanya) yang tidak jauh dari pos polisi.

Rute Pendakian

JALUR PENDAKIAN DARI ARAH BARAT
BERMI - TAMAN HIDUP
Jalur pendakian dari Bermi dimulai saat keluar dari Penginapan Rengganis kekiri turun mengikuti jalan dan kemudian belok kekanan dan nantinya akan melewati Ponsok Pendaki, hanya sayangnya kondisinya tidak begitu terawat dan tampak kotor. Jalur normal ini sekarang jarang ditempuh oleh para pendaki lokal karena jalurnya sudah semakin curam. Ada jalur alternatif yang lebih enak untuk dilewati yaitu dari penginapan belok kanan mengikuti jalan dan kemudian berbelok kearah kiri memasuki ladang penduduk yang banyak ditumbuhi oleh pohon jati (waypoint: 07º 58’ 14.5” LS 113º 29’ 44.9” 1046m dpl). Setelah menempuh perjalanan sekitar 5 jam, akan sampai dilokasi perkemahan dekat dengan Danau Taman Hidup. melewati perkebunan kopi, damar dan kemudian memasuki hutan tropis, dari sini kita akan sampai dipuncak bukit. Turun beberapa menit dari puncak bukit, jalan bercabang, yang kiri akan menuju ke puncak Rengganis, dan jalur lurus yang menurun menuju ke lokasi kemah Danau Taman Hidup. Sebaiknya bermalam di sini karena sumber air yang berikut yaitu AENG KENIK sangat jauh.
TAMAN HIDUP - AENG KENEK
Pendakaian sebaiknya dimulai sepagi mungkin karena jalur pendakian dari Taman Hidup hingga Cisentor adalah jalur trek yang terpanjang di gunung ini. Siapkan juga perbekalan air yang cukup untuk diperjalan. Jalur trek yang panjang, melingkari punggungan dan juga turun naik punggungan cukup menguras tenaga. Setelah melewati sebuah kalimati yang terletak diatara dua punggungan diatas punggungan ini ada pos “Cemara Lima” (waypoint: 07º 58’ 37.4” LS 113º 33’ 22.9” 2456m dpl). Pos ini hanya berupa sebuah permungkaan yang sedikit landai tanpa pondokan. didepan persis kita bisa melihat puncak bukit Cemara Lima. Dari Cisentor ke Aeng Kenek memakan waktu 6 jam (potong istirahat makan siang 1 jam). Di Aeng Kenek ini ada sungai kecil yang mengalir (Aeng Kenek artinya air kecil). Dan juga disini kita bisa mendirikan tenda karena ada tempat yang cukup luas bisa menampung 4 tenda untuk tenda kapasitas 3 orang.
AENG KENEK - CISENTOR
Kemudian setelah lewat dari Aeng Kenek jalan setapak akan melewati medan yang melingkar dan naik turun serta terus memasuki hutan cemara dan tak lama kemudian kita akan bertemu dengan padang rumput Rumput pertama di jalur Bermi ini. Tiba di Sicentot dalam waktu tempuh 3 jam dari Aeng Kenek. Sicentor merupakan basecamp di jalur segitiga untuk menuju puncak. Air yang mengalir di Sicentor sangat melimpah untuk berbagai keperluan. Di Cisentor ini ada sebuah pondok dan areal buat mendirikan tenda yang cukup luas.
CISENTOR - RAWA EMBIK
Sepanjang jalur pendakian menuju Rawa Embik kita akan keluar masuk padang rumput yang banyak ditumbuhi oleh pohon bunga edelweis hingga setinggi tiga meter. Jika beruntung dan jika anda tidak terlalu berisik selama melewati padang rumput yang ditumbuhi oleh rumput “gimbal” ini anda akan bisa melihat burung merak. Medan pendakian yang naik turun dan savana ini tidaklah membosankan untuk didaki. Sekitar 2 jam perjalanan kita akan sampai di Rawa Embik, disini anda bisa mengisi ulang persediaan air anda. Rawa Embik ini berupa sebuah savanna yang cukup luas. Hanya sayangnya disini populasi babi hutan cukup tinggi ini terlihat dari banyaknya lobang yang digali oleh babi hutan yang mencari umbi-umbian dan cacing yang merupakan makannya.
RAWA EMBIK - SAVANA LONCENG
Dari Rawa Embik ke Savana Lonceng tidaklah begitu jauh sekitar 1 jam perjalanan, medannya masih sama dengan etape sebelumnya. Jalur trek yang melewati savana dan sesekali tanjakan melewati bukit. Setelah melewati sebuah tanjakan yang cukup curam anda akan sampai di daerah Savana Lonceng. Savana Lonceng ini adalah merupakan persipangan menuju Puncak Argopuro dan Puncak Rengganis. Menurut cerita Savana Lonceng ini adalah tempat para pengawal Putri Rengganis menambatkan kuda-kuda mereka.
SAVANA LONCENG - PUNCAK ARGOPURO (3088 m dpl)
Dari pertigaan jalan setapak yang ada di Savana Lonceng ambil yang kekiri melewati savana dan kemudian sampai di kaki puncak Argopuro, tanajakan cukup curam melewati hutan cemara yang tidak begitu rapat. Puncak utama Argopuro ini hanya berupa sebuah dataran yang tidak begitu luas.
Jarak tempuh dari pertigaan Savana Lonceng hingga sampai di puncaknya hanya +/- 15 menit. Puncak Argopuro yang banayk ditumbuhi oleh pohon cemara membuatnya menjadi rindang dan enak sekali untuk beristirahat, akan tetapi pemandangan kehalang oleh pohon-pohon cemara tersebut.
PUNCAK ARGOPURO - PUNCAK ARCA
Turun dari puncak Argopuro sebaiknya jangan turun lewat jalan naik tadi tapi ada jalan turun diarah yang berlawanan (jangan ambil jalan turun yang ada disebelah kiri saat kita sampai dipuncak tapi didepannya). Jalur ini akan menuntun kita menuju puncak kedua tertinggi di pengungan ini, hanya di peta belum ada namanya akhirnya kami menamakanya dengan PUNCAK ARCA, karena tidak jauh dari puncak ini ada sebuah arca amun sayang sekali sudah tidak ada kepalanya karena telah digondol oleh para pencoleng benda purbakala. Jika kita perhatikan dengan seksama batu-batu yang ada di daerah puncak Arca ini rapi teratur tersusun seperti anak tangga dan bangunan. Tak pelak lagi di puncak ini juga terdapat sebuah candi dulunya hanya sayang karena struktur tanah dan tangan jahil telah menghapuskannya. Turun dari Puncak Arca, jangan terus mengikuti jalan setapaknya yang turun, setelah tiba dekat dua batu yang tegak berdiri seperti gerbang lalu berbeloklah kekiri dan turun terus menuju Savana Lonceng. Sebelum sampai di savana, disebelah kiri akan terlihat kawah mati Rengganis. Jalan setapak akan terus menuntun kita kembali ke pertigaan Savana Lonceng tadi.
SAVANA LONCENG - PUNCAK RENGGANIS
Hanya butuh waktu 15 menit anda sudah memasuki areal puncak Rengganis yang diselimuti oleh belerang yang mengeluarkan bau yang tajam. Puncak yang lebih populer dari pada puncak utamanya ini. memang menarik sekali. ada banyak sekali reruntuhan candi yang bisa anda jumpai. Hanya sayang puncak inipun tak luput dari tangan vandalis yang telah merusaknya. Konon, dahulu kawasan tersebut merupakan tempat pertapaan seorang raja yang telah turun tahta dan menjadi seorang pendeta, bersama seorang putrinya bernama Dewi Rengganis yang juga seorang pertapa berilmu tinggi. di lokasi puncak paling tinggi, terdapat bangunan tumpukan batu yang menyerupai kuburan. bangunan itu dikenal oleh masyarakat peziarah sebagai petilasan Dewi Rengganis. Jika anda turun kearah belakang anda akan menemukan sebuah komplek candi yang tinggal reruntuhan namun masih terlihat jelas gerbangnya dan ruang-ruang kamarnya.
JALUR PENDAKIAN DARI ARAH TIMUR
BADERAN - MATA AIR I
Jalur pendakian dari arah timur ini lebih landai jika dibandingkan dengan jalur dari arah barat. Hanya saja lebih panjang. Dari desa Baderan hingga pintu hutannya cukup jauh, anda akan melewati perladangan penduduk yang banyak sekali jalan yang bercabang dan menyesatkan.
Pada umumnya pendaki akan menginap di Sumber mata air pertama, jarak tempuh dari Baderan hingga ke Mata Air pertama sekitar 6 jam. Medan pendakiannya setelah memasuki hutan cukup landai dan karena kita berada diatas punggungan yang dikiri kanannya membentang jurang yang dalam. Mata Air pertama cukup jauh dari lokasi camp.
MATA AIR 1 - CIKASUR
Setelah melewati Mata Air pertama, jalur setapak masih sama dan mulai menanjak, dirute ini ada lagi sebuah sumber mata air yang dikenal dengan sebutan Mata Air II, Sebaiknya anda mengisi persediaan air disini karena hingga ke Cikasur tidak ada air dan anda akan lebih banyak melewati savana yang terbuka dan terik kena matahari. Setelah turun dari sebuah punggungan, anda akan sampai di savana pertama untuk jalur Baderan ini. dari sini jalur pendakian akan terus keluar masuk savana hingga sampai di Cikasur. Dari Mata Air I hingga ke Cikasur butuh waktu tempuh 6 - 7 jam. Cikasur adalah sebuah Savana yang sangat luas. Dahulu dijaman Belanda di lokasi ini akan dibuat lapangan terbang, tidak ada keterangan yang jelas kenapa tidak jadi. Disini kita bisa menemukan bekas-bekas bangunan Belanda tersebut dan jika kita perhatikan Savana ini dari atas bukit jelas sekali memang terlihat ada bekas-bekas runway yang belum jadi ditengah savana ini. Di Cikasur ini terdapat sebuah pondok kecil. Cukup susah mencari temapt untuk mendirikan tenda disini karena tebalnya rumput di Savana ini. Tapi didepan Pondok masih bisa menampung maksimal 3 tenda ukuran 3 orang. Di Cikasur ini banyak sekali ditemukan tumbuhan salada air, yang enak sekali dicampur sebagai sayuran.
CIKASUR - CISENTOR
Perjalanan dari Cikasur menuju Cisentor dimulai dengan mendaki bukit di sebelah kanan savana (didepan sebelah kiri pondok), terus masuk kedalam hutan dan kemudian bertemu dengan savana lainnya lagi. Kita akan keluar masuk beberapa savana dan kemudian memasuki hutan yang melipiri punggunan. Setelah sebuah turunan curam kita akan sampai di tepi sungai Cisentor dan menyeberanginya untuk sampai dilokasi perkmahan dekat pondok. Jarak tempuhnya dari Cikasur ke Cisentor sekitar 3-4 jam. Jika naik dari Jalur timur ini (Baderan) untuk lokasi camp sebaiknya dilakukan di Rawa Embik karena jarak yang tanggung dari Cikasur ke Cisentor. Rawa Embik adalah temapt yang pas untuk ngacemp pada jalur pendakian dari Arah Timur (Baderan).
Untuk keterangan jalur kepuncak sama dengan jalur pendakian dari barat.

Perijinan

Untuk perijinan pendakian dari jalur Barat (Bermi) cukup dilakukan di Pos polisi Bermi. Dengan menyerahkan fotocopy KTP ketua rombongan dan menulis buku log pedakian dengan menuliskan nama setiap rombongan serta rencana pendakian. Sedangakan perijinan untuk jalur pendakian dari timur (Baderan) harus melaporkan identitas diri untuk dicatat identitas dan tujuan pendakian kepada petugas KSDA Dataran Tinggi Yang Timur, syarat lain yang harus ada untuk perijinan di Badera adalah surat jalan dari organisasi/club atau bagi kalangan pendaki non club cukup keterangan surat jalan dari RT/RW. Letak kantor KSDA ini persisi disebelah SD Negeri Baderan. Disini juga bisa diperoleh informasi mengenai seputar Gunung Argopuro.

Senin, 09 Mei 2011

Coban Glotak - Malang


Coban Glotak - Malang


Coban ini memiliki ketinggian sekitar 100 m dan berada di lereng Gunung Kawi. Menurut masyarakat setempat Coban Glotak ini merupakan coban terakhir dari 7 coban yang berada di atasnya. Lingkungan di coban ini masih sangat alami. Untuk menuju kesanai lumayan sulit karena harus menyusuri sungai.

Konon, nama Coban Glotak itu berasal dari bunyi bebatuan yang jatuh bersama jatuhnya air terjun. Bebatuan yang jatuh dan di bawa air itu menimbulkan bunyi klotak - klotak. Kejadian itulah yang kemudian dijadikan nama air terjun tersebut. Dan hingga saat ini, bebunyian itu masih bisa di dengar saat malam hari tiba.


Lokasi

T
erletak di Desa Bedalisodo, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang, Propinsi Jawa Timur.

Peta dan Koordinat GPS:


Aksesbilitas

Berjarak 15 km arah barat Kota Malang atau 4 km dari Desa Bedalisodo dengan kondisi jalannya masih makadam dan sebagian tanah liat. Dari Desa Bedalisodo perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki menyusuri jalan setapak mengikuti aliran sungai Dem dari aliran Coban Glothak. Perjalanan ini berjarak sekitar 2 km hingga tiba di lokasi coban tersebut berada.

Tempat wisata Coban Glothak tak ubahnya dengan kebanyakan wisata alam lainya yang dikelola oleh Perhutani, dimana tidak adanya petunjuk jalan tentang keberadaan lokasi air terjun tersebut. Hal ini sangat menyulitkan pengunjung untuk kesana. Satu - satunya petunjuk jalan hanya ada di pertigaan Pabrik Gula Kebon Agung yaitu hanya petunjuk panah dengan tulisan Coban Glothak 12 kilometer dan setelah itu tidak ada lagi sampai lokasi.

Tiket dan Parkir

Belum ada biaya masuk dan parkir alias gratis.

Fasilitas dan Akomodasi


Fasilitas yang ada di kawasan ini masih minim dan banyak kekurangan seperti kualitas jalan menuju lokasi yang berupa makadan dan sebagian tanah liat. Demikian juga Akomodasi yang masih minim. Bahkan tidak ada pintu loket, ucapan selamat datang maupun papan yang menunjukkan lokasi air terjun berada.

Minggu, 08 Mei 2011

Kawasan wisata Songgoriti, Kota Batu

Kawasan wisata Songgoriti, Kota Batu
Photo By Pak RW - MalangPedia

Kalau anda mengunjungi kota Batu, pastikan anda mengunjungi Kawasan wisata Songgoriti. Lokasinya yang berada di lembah "gunung banyak"menawarkan tempat wisata yang unik dan layak untuk dikunjungi. Nah, sekarang apa saja yang ada di kawasan wisata ini? mari kita ikuti penelusuran Pak RW, reporter MalangPedia yang kebetulan memang "aseli wong mbatu"

Di jalan masuk menuju kawasan wisata ini, anda akan banyak menemui penduduk sekitar yang berdiri berderet di pinggir jalan sambil menawarkan villa. Ya villa untuk ditempati selama anda berwisata di daerah ini dan bukan villa untuk dijual ya! Harga sewa villa di kawasan ini bervariatif, mulai dari Rp 150.000 per kamar atau bahkan per villa dengan 2 kamar di hari-hari biasa. Saat peak season atau musim liburan, biasanya harga sewa kamar atau villa bisa naik 2 kali lipat. Kalau anda tidak tertarik dengan fasilitas yang disediakan oleh villa, jangan khawatir, di kawasan ini juga banyak hotel-hotel yang bisa menjadi pilihan tempat tinggal lain selama berlibur disini. Di area pintu masuk kawasan ini, anda akan ditarik biaya retribusi sebesar Rp. 1000 untuk motor dan Rp. 2000 untuk mobil.

Banyak tempat yang bisa dikunjungi di kawasan ini, dari kolam renang, tempat pemandian air panas, pasar wisata yang menjual beraneka ragam souvenir serta jajanan khas kota Batu. Oh ya, di kawasan ini anda juga bisa menemui sebuah candi peninggalan kerajaan Majapahit yaitu Candi Supo yang menurut kepercayaan masyarakat sekitarnya biasa digunakan untuk mencuci pusaka.

Kawasan wisata Songgoriti, Kota Batu
Photo By ACICIS

Kawasan wisata Songgoriti, Kota Batu
Photo By Pemkot Batu

Pasar Wisata Songgoriti
Pasar wisata adalah jantung-nya kawasan wisata Songgoriti, dimana masyarakat sekitarnya banyak yang berjualan souvenir, alat-alat rumah tangga seperti wajan/penggorengan, cobek batu, dll. Ada juga yang berjualan mainan anak-anak baik yang berbahan kayu atau plastik. Dari sisi agrobis, kawasan wisata ini juga diwarnai dengan penjual beraneka ragam tanaman hias, bunga-bunga an hingga buah-buahan. Eh ada juga lho yang berjualan binatang peliharaan seperti kelinci, hamster, marmut, burung, dll.

Kawasan wisata Songgoriti, Kota Batu
Photo By Pak RW - MalangPedia

Kawasan wisata Songgoriti, Kota Batu
Photo By Pak RW - MalangPedia

Kawasan wisata Songgoriti, Kota Batu
Photo By Pak RW - MalangPedia

Kawasan wisata Songgoriti, Kota Batu
Photo By Pak RW - MalangPedia

Kawasan wisata Songgoriti, Kota Batu
Photo By Pak RW - MalangPedia

Kawasan wisata Songgoriti, Kota Batu
Photo By Pak RW - MalangPedia

Olahraga Paragliding atau Paralayang
Diatas kawasan wisata ini yang tepatnya berlokasi di puncak "gunung banyak", anda bisa menemui kawasan yang diperuntukkan untuk olahraga paragliding atau paralayang. Wah asyik tuh! Hanya dengan Rp. 250.000 anda bisa menikmati indahnya kota Batu dari udara dan ini bisa menjadi pengalaman yang luar biasa bagi anda yang memang hobby dengan olahraga ini.

Kawasan wisata Songgoriti, Kota Batu
Photo By Nono841859 at Flickr

Kawasan wisata Songgoriti, Kota Batu
Photo By Agung Firdaus at Firdaus.info

Kawasan wisata Songgoriti, Kota Batu
Photo By Alirfan27 at Flickr

Kawasan wisata Songgoriti, Kota Batu
Photo By Arif Widianto at Flickr


SUMBER:http://www.malangpedia.com

Senin, 21 Februari 2011

Krabyakan malang jatim

KRABYAKAN....LAWANG MALANG

KABUPATEN – Pemkab Malang mendapat bantuan personel tim studi kelaikan untuk mengelola sumber air Krabyakan Kecamatan Lawang. Kali ini tim konsultan datang dari Australia atas prakarsa dari Bapenas. Tim impor yang akan bekerja selama enam bulan di Kabupaten Malang itu disebut bekerja secara sukarela atau tanpa dibayar.
Kabar itu disampaikan Kepala Bapekab Malang Nehrudin usai rapat bersama Bapenas, Jumat (27/8) sore. Tim dari Australia ini akan datang untuk membantu tim studi kelayakan bentukan Pemkab Malang sendiri. Sebelumnya studi kelayakan telah dilakukan pada tahun 2004 lalu. Namun karena perubahan inflasi dan perubahan geografis daratan selama 2004 hingga 2010 maka Pemkab memutuskan untuk melakukan studi kelayakan ulang untuk mengetahui detil kebutuhan dan pengelolaan optimal dari Sumber Mata Air Krabyakan Lawang.
”Studi kelayakan kali ini akan kami buat untuk pola penggunaan hingga 50 tahun ke depan. Jadi hanya akan ada penyesuaian kecil saja setiap dua tahun masa pembangunan Sumber Krabyakan,” kata Nehrudin kemarin.
Tim dari Australia itu rencananya akan berkantor di sebelah Kantor Bapekab di lingkungan Pendapa Kabupaten Malang. Mereka akan membantu membuat studi tentang jaringan pipa, tandon air, kualitas kesehatan air dan persoalan teknis lainnya.
Tim konsultan akan membantu tim inti dari Pemkab yang saat ini telah terbentuk dan telah memiliki SK dari Bupati Malang. ” Timnya sudah ada, diketuai oleh Sekda dan wakilnya Kepala Bapekab Pak Nehrudin,” kata Kabid Sarana dan Prasarana Pengembangan Wilayah Bapekab Dwi Siswahyudi secara terpisah.
Pada kesempatan yang sama pula, konsultan juga telah memberikan Term Of Reference (TOR) berupa petunjuk materi dalam melakukan studi kelaikan melalui Bapenas. Program penyediaan konsultan ini diakui Bapekab merupakan oleh-oleh dari Bapenas kepada Kota dan Kabupaten yang berpotensi mendatangkan investor.
Sumber air itu dinilai potensial untuk mendatangkan investor apalagi Sidoarjo telah menandatangani MOU pembelian air seharga Rp 2400 per liter sedangkan Pasuruan walaupun belum memiliki MOU saat ini sepakat membeli dengan harga Rp 825 per liter.
”Konsultan ini gratis dan karena melibatkan Australia, bisa saja lebih mudah mendatangkan investor lain. Karena kredibilitas kita juga akan naik,” lanjutnya. (pit/eno)